Thumbnail

StreamWTF

Cerita Dewasa - Cinta Terlarang

Aku, Salim 22 tahun, memiliki seorang tante yang berusia 21 tahun. Kok bisa? begini cerita nya. Saat aku berusia 1 tahun, tante aku baru lahir (Teman ts juga ada yang seperti itu soalnya). Ini membuat tante aku terlihat seperti dia adikku padahal dia faktanya adalah tanteku yang tak lain adalah… adik dari ibuku.

Keluarga kami bukan keluarga yang… betul betul harmonis. Ayah ibuku lebih seperti diktator dan mereka juga tak jarang menindas yang lebih muda. Tanteku? Senasib. Dia sering dimarahi oleh nenek ku dan ibuku juga. Kami berdua senantiasa dikekang, tidak boleh ini itu sampai sma semua mulai dilonggarkan.

Untuk mencegah hal hal aneh juga bahan omongan orang orang reseh, kami berdua mengaku sepupu meski kenyataan tidak demikian. Dia cantik dan tentunya… masih sangat muda namun… dia dipaksa menikah oleh nenek ku di usia 18 tahun saat baru lulus sma. Dia sebenarnya sangat sedih karena dia ingin kuliah juga.

Aku sudah tahu itu akan terjadi karena tanteku tidak memiliki rasa cinta terhadap suaminya. Dia beruntung dia belum sempat hamil. Aku melanjutkan kuliah ku di Vancouver, Canada mengambil jurusan teknik sipil. Aku tinggal di apartemen seorang diri di sana.

Apartement ini masih memiliki 1 kamar kosong dan 1 kamar mandi juga, tapi karena yang tinggal hanya Aku Seorang, jadi kamar itu dibiarkan terbengkalai tapi tetap sering aku bersihkan.

Suatu pagi, saat aku baru selesai sarapan, ada seseorang yang mengetuk pintu ku. Aku buka pintu itu dan… tanteku di depan sana seorang diri membawa koper nya. “Lah tante. Kok bisa di sini? Kenapa ya? Tumben dadakan.” Tanyaku yang sangat terkejut. “Tante menyusul kamu lah. Kuliah. Gak banget deh menikah di usia segitu muda.

Setelah dia masuk, dia tiba tiba memeluku aku dan menangis. “Tante senang banget sekarang, Lim. Merdeka. Dah cerai sama dia.” Tangis nya. “Mama kamu yang membantu tante nanti kuliah di sini. Hiks…” tangis nya. Aku membelai Rambut tante ku. Sungguh, meski dia tanteku, aku merasa… aneh… karena ada dentuman cinta di hatiku.

Suatu perasaan di mana aku ingin melindungi dia dan menjaganya seperti seorang kekasih. Dia sangat cantik dan tubuhnya juga sangat indah. Tinggi 165 cm berat 45 kg. Tubuhnya sangat bagus dan langsing. Rambut panjang lurus dan kadang dia masih memakai bando yang ada pita nya membuat dia terlihat seperti anak anak.

Aku yang menghabiskan banyak waktu bersama dia sejak kecil, tentu saja sangat akrab dengan nya. Dia seperti seorang adik bagiku. Meski dia tanteku, dia lebih muda dan tentu saja sikap dia ya sama saja dengan perempuan seusia nya. Tanpa basa basi, dia melepaskan pelukan nya dan segera membereskan barang barang nya.

Untungnya aku sedang libur kuliah saat itu dan dia akan mulai kuliahnya di fakultas hukum. Awalnya dia ingin menjadi seorang dokter tapi sejak kasus kdrt yang sering dia alami, dia berubah haluan ke hukum.

Ya itu hak asasi dia. Bukan urusanku. Dia ini yang kuliah, pikirku. Setelah dia membereskan semua barang nya di kamar besar yang terbengkalai tapi tetap bersih itu, aku mengajaknya ke bank untuk membuka rekening bank dan segala macam urusan agar mempermudah hidupnya di Canada.


Setelah seharian penuh menelusuri kota itu dan mengurus segala hal administrasi, kami pergi makan malam dan pulang kembali ke apartemen untuk beristirahat. Setelah mandi, kami berdua nonton tv.

Usut punya usut, tanteku ternyata fasih berbahasa inggris dan saat aku tanya dari mana dia mempelajari bahasa itu dalam waktu singkat, jawabannya…

Dia menyukai teori konspirasi yang berbau alien, UFO dsb. Itu sebab dia mempelajari bahasa itu dalam waktu singkat. YouTube nya dia sendiri juga tidak ada bahasa indo nya. Jelas saja dia fasih dalam waktu singkat. Kami berdua sedang menonton drama kung flu parodi berjudul “kisah Li Jun” yang tentunya ada subtitles bahasa inggris.

Kami berdua tertawa dan aku sendiri jujur saja belum pernah melihat dia begitu bahagia, seperti seseorang yang baru keluar dari penjara. Senyumnya asli tidak dibuat buat dan tak lama kemudian, dia menangis dan memelukku. “Tante, kenapa lagi? Film lucu gitu kok malah menangis?” Tanyaku heran.

“Tante Sudah lama tidak tertawa dan bahagia seperti ini, Lim. Hiks.” Jawabnya sambil menangis. “Pernikahan Tante itu juga didukung oleh mama mu. Dia merasa bersalah dan sebagai ‘kompensasinya’, dia akan membiayai kuliah tante.” Jawab tanteku. Aku Kemudian merangkul nya dan memeluk dia sambil mencium keningnya.

Aku berkata pada Tanteku. “Kompensasi? Hati orang sudah terluka segitu parahnya dibilang kompensasi? Uang bisa dicari tapi waktu tak akan kembali”. “Betul Lim. Susah dah ngomong sama mereka.

Tante sih mending tinggal di sini saja dah. Ogah balik lagi. Ketemu mereka mereka lagi. Mulut sampah semua. Gak paman kamu, tante tante kamu yang lainnya, bahkan om om kamu juga.

Sedikit background saja, aku anak tunggal dan orang tua ku juga pengusaha sukses di bidang kuliner dan distributor bahan elektronik. Dengan uang yang dimiliki oleh ibu ku, tentu saja biaya kuliah untuk tanteku bukan masalah. Mantan Suami tanteku menghilang tanpa jejak dan tak berkabar lagi.

Tante ku kemudian tertidur. Aku kemudian membaringkan dia di sofa tempat kami menonton tadi dan menyelimuti dia tengan selimut agar tidak kedinginan. Setelah itu, aku kembali ke kamarku dan tidur. Besok paginya saat aku bangun, sarapan sudah tersedia di meja. Siapa lagi kalau bukan tanteku yang cantik itu.

“Halo Lim. Met pagi. Dah bangun kamu? Gih sarapan. Kuliah jam berapa kamu nanti Lim?” Tanya tanteku yang sedang mencuci perabotan kotor. Dari belakang, aku mendaratkan daguku di bahunya. “Hai tante cantik. Jam 2 siang aku kuliah sampai jam 5. Tante nanti mau ke mana?” Tanyaku.

Dia tersenyum saja saat aku mendaratkan daguku di bahunya bahkan tangan kanannya mengusap wajahku. “Eh tante mah bebas. Kan belum kuliah. Dek. Nanti siang makan apa ya? Makan di luar yuk dek. Yang enak. Makanan barat aja.” kata nya. “Ok tante cantik. Dengan senang hati.” Jawabku dengan semangat dan langsung menyantap sarapanku dengan lahap.

Beberapa jam kemudian, setelah kami beres beres dan mandi, kami berdua bersantai dulu sejenak. Tanteku senantiasa menceritakan penderitaan nya selama dia menikah dengan suaminya. Dia dengan jujur berkata kalau ibuku dan nenek ku malah membela mantan suami nya yang kerap melakukan kekerasan. Tanteku sempat depresi dan hampir bunuh diri.

Aku jujur saja menjadi kesal dengan nenek dan ibuku. Sungguh kenapa mereka berdua begitu tega terhadap tanteku? “Sudah lah Tante. Sudah berakhir masa masa kelam itu. Sekarang kan tante sudah bebas. Santai aja tante. Oh iya… nanti di luar, seperti biasa ya… Aku panggil tante, dedek. Jadi biar gak pada heboh.

Kami berdua kemudian makan siang di tempat restoran yang terkenal di Vancouver. Ya makanan sih memang enak tapi lebih bagus kalau makan malam.


Kan malam lebih romantis. Sepanjang perjalanan, kami senantiasa bergandengan tangan layaknya kekasih. Aku tahu tanteku tersenyum saat aku memberanikan diri memegang tangannya tapi aku tidak melihat.

Aku kemudian mengantar tanteku pulang ke apartemen dan aku pergi kuliah. Setelah kuliah, aku pulang dan langsung mandi. Tanteku sudah menyiapkan makan malam. Dia jago memasak. Saat dia sedang menyiapkan makanan untuk ku, aku dengan iseng memeluknya dari belakang dan mencium wajah cantiknya. “Halo Tante cantik.

Reaksi dia? Dia hanya tersenyum saja dan memegang wajahku. Dia juga kemudian mencium pipiku dan mencolek hidungku. “Nakal ya kamu. Hehehe. Coba mantan suami tante mesra seperti kamu. Pasti tante bahagia.” Jawabnya dengan lembut. “Lim. Makanan dah mau siap. Yuk kita makan.” Katanya dengan tersenyum.

Tak terasa sudah 2 bulan kami berdua tinggal bersama. Kami berdua semakin akrab. Aku yakin tanteku pasti sangat merana dengan mantan suaminya. Dia juga sesekali menyuapi aku. Di meja makan itu kami terlihat layakanya sepasang kekasih. Setelah makan dan mencuci piring, kami berdua duduk dan menonton kisah drama cinta terlarang.

Aku membayangkan seandainya… Aku ada kakak perempuan yang cantik seperti Patricia, bukan tak mungkin aku mau menghamili kakakku sendiri. Ah itu semua hanya khayalan saja yang tak masuk akal. Tanteku mulai meneteskan air mata nya. Dia terharu dengan akhir kisah itu. Aku memeluknya dan mencium pipinya.

“Iya sih Lim. Gak kebayang kalau itu benar terjadi di dunia nyata. Kayaknya seru tuh.” Kata tante ku sambil tersenyum. “Eh Tante mah aneh aneh aja. Hehehe. Kalau gitu logika nya, emang tante mau pacaran sama anggota keluarga sendiri?” Tanya ku menggoda nya. “Mungkin saja. Kalau dia lebih baik dari mantan suami tante.

“Heh tante. Hehehe. Jadi malu Aku. Emang aku kenapa, tante?” Tanyaku malu malu. “Iya Kamu Lim. Yang selalu baik dan sayang sama tante. Kamu memperlakukan tante seperti… maksud tante manusiawi. Cuma kamu lah alasan tante masih mau hidup di dunia ini.” Katanya sambil menangis. Aku memeluknya dengan erat.

“Tante Sayang. Sebetulnya Aku juga sedih dan terus memikirkan tante selama aku di sini. Aku kesal tak bisa membantu tante. Sekarang kita berdua sudah di sini. Tak ada lagi yang akan melukai tante.” Kataku sambil mengangkat dagunya. Matanya merah penuh air mata. Aku Kemudian mencium dahi nya. Dia hanya memejamkan matanya.

“Gimana Tante? Sudah merasa membaik belum? Apa masih Mau Aku peluk lagi?” Tanyaku dengan lembut sambil membelai wajah cantiknya dan menyeka air matanya. “Belum.” Jawab nya singkat. Dia kemudian malah duduk di pangkuanku dan membaringkan kepalanya di dadaku. Aku kemudian membelai rambut nya dan kembali mencium kepalanya.

“Tante sangat mendambakan suami seperti kamu, Lim. Bagi tante, kamu lah harapan tante untuk hidup. Tante sangat senang berada di samping kamu. Bagi tante, hanya kamu yang bisa membuat tante tersenyum. Tante Cuma minta agar kamu tetap sama. Jangan seperti keluarga kita.” Katanya sambil menangis lagi.

Dia tidak marah. Dia hanya diam saja dan masih menutup matanya. Aku kemudian memeluknya lagi. “Lim. Tadi ciuman pertama kamu ya? Hehehe.. tante dari tadi kan bersandar di dada kamu.

Tante mendengar jantung kamu deg deg an loh.” Kata Tanteku yang mulai tertawa. Air mata nya sudah hilang. Kesedihan sudah tak terlihat lagi di wajahnya.


“Eh Tante. Maaf. Tadi aku terbawa suasana. Dan iya. Itu tadi ciuman pertama aku. Hehehe.” Jawab ku malu malu. Tanteku kemudian merangkul leherku dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya ke bibirku. Kami berdua berciuman dengan penuh rasa kasih sayang malam itu. Bibirnya melumat habis bibirku.

Ciuman kami akhirnya selesai dan kami kemudian sama sama tertawa. Aku kali ini memberanikan diri untuk menggendong dia ke kamar nya dan merebahkan dia di atas ranjang. Aku mendekatkan wajahku dan mencium bibir serta kening nya seraya mengucapakan selamat malam sambil tersenyum dan aku kembali ke kamarku.

“Lim. Tunggu. Kalau tante nanti gak bisa bobo, tolong kemari ya… temani tante. Tante masih mau ngobrol sama kamu Lim. Ok? Besok kan sabtu. Hehehe” kata tanteku. “Beres tante. Apapun dah buat tante. Hehehe. Aku ke kamarku dulu. Kalau tante belum bisa bobo ya… tok tok tok aja ya.” Jawabku sambil mengedipkan mata.

Tanteku nemang ternyata tak bisa tidur. Eh dia malah ke kamar ku. “Lim. Tante di sini aja ya.” Katanya memelas. “Eh boleh. Hehe. Aku juga kayaknya kesulitan tidur nih tante. Yuk masuk saja. Santai saja tante sayang.” Ledek ku. “Kok tante tahu aku belum bobo?” Tanyaku. “Kamu habis ciuman pertama, emang kamu bisa tidur dengan tenang?

Tanteku akhirnya duduk di atas ranjang ku. Kami berdua ngobrol sepanjang malam. Dia tiba tiba kembali ingin dipangku olehku. Aku dengan senang hati saja mempersilahkan dia duduk di pangkuan ku.

Dia bercerita tentang betapa menderita nya dia saat dia menikah bersama mantan suaminya dan tiap x mengeluh ke nenek ku, dia malah dimarahi balik oleh nenekku. Tanteku seakan sedang melepas semua unek unek nya yang dia pendam selama ini.

Lagi dan lagi dia menangis. Aku lagi lagi memeluk dan mencium nya. “Tante kelihatan nya menderita sekali ya? Untung aja sekarang sudah di sini sama Aku.” Kataku. “Eh jangan panggil tante lagi donk. Panggil nama saja sudah.

“Tante. Gimana? Dah lega belum kamu? Atau masih Mau nangis?” Tanyaku padanya dengan lembut. “Dah jauh lebih baik, Lim. Eh iya. Dah jam segini. Buset. Untung aja besok sabtu. Hehehe. Aku bobo dulu ya Lim.” Kata nya sambil mencium pipi dan bibirku dengan mesra. Sebelum dia pergi, aku memeluk dan mencium bibirnya juga.

Lina kemudian kembali ke kamarnya dan tidur. Kami berdua bangun siang besoknya karena selaman bergadang. Setelah makan dan beberes.. kami berdua pergi nonton bioskop. Kami berdua memutuskan untuk menonton film action berjudul ‘dunia hitam yang kelam’. Setelah menonton film di malam hari, kami kembali ke apartement.

Sepanjang perjalanan, kami selalu bergandengan tangan. Dia terlihat sangat bahagia sekali seperti baru keluar dari penjara. Aku bisa paham penderitaan yang dia alami selama dipaksa menikah dengan laki laki yang tidak dia cintai.

Caranya berjalan pun seperti anak kecil yang baru dibelikan es krim. Dia selalu tersenyum saat berjalan bersamaku seolah dia baru menemukan cinta sejatinya. Setelah mandi dan makan malam, kami kembali nonton tv berdua.

Kami berdua selalu saja nonton drama di tv sambil berpegangan tangan. Terbawa suasana, aku dan Lina saling berhadapan dan akhirnya berciuman. Dia menutup matanya saat kami berciuman seolah dia sangat menikmati ciuman itu bersamaku.

Kedua tangan nya memeluk leherku. Serta merta kedua tanganku memeluk pinggang nya. Kami berhenti berciuman dan saling menatap sambil tertawa. “Lim… ada sesuatu yang kamu ingin kasih tahu ke aku?” Tanya nya kepadaku. “Tante. Aku… sayang kamu…” kataku menahan malu.. Sambil tersenyum, dia bertanya, “mau tahu jawabannya?

Dia merangkul kembali leherku dan mencium bibirku. “Itu jawaban dariku… sayang…” kata Lina Yang seharusnya aku panggil tante. Kami berdua tersenyum dan tiba tiba aku mendapat panggilan masuk dari mamaku. “Nak. Kalian berdua baik baik ya di sana. Jaga tante kamu. Jangan aneh aneh ya. Awas kalau aneh aneh.

“Iya ma. Beres. Bisa diatur mak.” Jawabku sambil mengedipkan mataku ke Lina yang tersenyum manis. Telpon itu kumatikan dan kami berdua lanjut berciuman lagi dan lagi.

Kami sudah tidak peduli dengan apa yang ada di tv dan aku menggendong dia ke kamar nya yang memiliki kasur ikutan queen size. Kami berdua langsung berbaring dan berciuman dengan penuh nafsu di ranjang.

“Lim. Tante sayang kamu. Cuma kamu lah yang tante sayang sepenuh hati. Tante sangat bahagia berada di samping kamu.” Katanya. “Tante. Aku juga sangat sayang sama tante. Aku dari dulu tidak mau mendekati perempuan lain karena di hatiku hanya ada tante seorang saja. Rasanya sangat berat kalau aku berpisah dengan tante.

Dia kemudian menyeka air mataku dan kembali mencium bibirku dengan lembut. “Lim. Tolong jangan buat tante sedih ya. Tante… hanya ada kamu saja. Tante tante tak tahu siapa lagi di dunia ini yang mau mencintai tantemu…” katanya sedih. “Ada kok. Tante saja yang gak tahu.” Kataku meledek. “eh siapa Lim?


Tanteku sudah mulai ngantuk, begitu juga aku yang sudah sangat lelah. “Tante… boleh gak aku tidur di kamar tante? Biar tante gak kesepian. Malam ini kan dingin. Biar aku yang buat tante hangat.” Kataku sambil merayu dan membelai wajahnya yang sangat cantik itu. “Pastinya. Tolong temani tante malam ini ya sayangku.

Besoknya kami berdua bangun dan karena masih lelah, kami tidak ke mana mana. Meskipun hari minggu, aku dan tanteku tetap kembali belajar karena teknik sipil bukan hal yang mudah. Apalagi aku dan tante ku sama sama berniat untuk tinggal di negara ini.

Kami berdua harus belajar keras supaya cita cita kami tercapai. Sejak kejadian itu, kami berdua mulai tidur bersama dan semakin mesra. Saat menonton tv pun dia selalu minta dipangku olehku dan bahkan dia tiba tiba saja langsung duduk di pangkuanku.

Aku sangat mencintai dia. Kecantikan nya sungguh luar biasa. Aku sangat senang melihat rambut dia saat dikuncir acak acakan yang juga memamerkan keindahan lehernya yang putih dan jenjang itu.

Di malam hari setelah aku pulang kuliah, aku langsung menonton tv dan dia sedang di luar melihat bulan sabit tanpa palu di tengah nya. Aku dari belakang memeluknya. Dia terlihat sangat senang dan dia menyandarkan tubuhnya di tubuhku. “Tante cantik kayak bulan di malam hari… tapi dari jauh aja ya…

Besoknya saat kami berdua pulang kuliah, kami memutuskan untuk jalan jalan keliling… ya jalan jalan santai lah sambil berpegangan tangan. Beberapa orang yang melihat kami berdua selalu memuji tanteku yang sangat cantik. Mereka tidak tahu kalau dia adalah tanteku dan menganggapnya adalah kekasihku.

Kami berjalan cukup jauh dan saat kami mau kembali, hujan turun dan kami tidak bisa menemukan tempat berteduh. Alhasil kami berdua berlari lari dan pastinya kehujanan. Sudah terlanjur basah, kami pasrah dan berhenti berlari. Dengan iseng, dia menendang genangan air itu ke aku dan aku membalasnya dengan melakukan hal yang sama.

Setelah puas, kami berjalan lagi dan akhirnya dengan tubuh basah kuyup, kami sampai di apartemen. Cuaca sangat dingin alhasil sampai apartemen, aku yang sebagai lelaki dan lebih tua, menyuruh nya segara mandi dahulu. Tanteku langsung ke kamar mandi dan aku sedang melepas pakaianku, tapi tiba tiba tanteku memanggilku.

Dia tiba tiba keluar memakai handuk yang dililit di tubuhnya dan sambil tersenyum, dia memegang tanganku. “Nanti orang yang tante sayang sakit. Sini ikut tante. Gak boleh melawan ya..” katanya tersenyum genit. Aku ikut saja dan dia tiba tiba membelakangi aku dan membuka handuknya memamerkan keindahan tubuhnya.

“Yuk mandi bareng tante. Tante mandiin kamu sini. Hehehe… tante buka celana nya ya Lim. Kamu bengong aja dari tadi. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa. Aku memang sedang tak percaya dengan pemandangan yang aku lihat. Apa tadi kami berdua tersambar petir? Atau kenapa? Tapi entahlah. Aku yakin ini bukan mimpi.

Aku sudah ditelanjangi oleh tanteku. Dia tersenyum saat melihat kemaluanku yang sudah berdiri. “Hehe. Besar punya mu ya… yuk sini tante mandiin.” Katanya. Tangan dia menggenggam penis ku dan Aku menurut saja saat dia membimbing ku ke kamar mandi untuk dimandikan. Dengan pelan dan lembut dia membersihkan tubuh ku.

“Lim. Yuk berdiri. Tante mau menyabuni tubuh kamu. Wah… berotot.. atletis semua… 6 packs lagi. Keren…” kata tanteku sambil meraba raba tubuhku. “Bulu kamu lebat Lim.. nanti tante cukur in ya” katanya. Aku hanya bisa mengangguk aja. Semoga ini nyata. Kalau mimpi… Tolong jangan dibangunkan dulu.

“Laki-laki selalu berdiri kalau dijamah wanita. Sama saja. Hehehe. Besar punya mu Lim. Anak perjaka sih.. pantas aja bengong. Gak pernah dimandikan wanita cantik… burung nya gak pernah dipegang juga. Duh seru deh.. diam pula dari tadi kayak bayi besar. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa dan membersihkan pantatku.

“Eh Tante. Maaf… aku.. tadi… eh… malu tante.. hehehe..” kataku malu malu. “Hahaha. Iya tante tahu kok. Kamu kan dari tadi diam saja. Malu kenapa? Tante sudah melihat semua tubuhmu dan sudah dijamah semua. Hehehe. Ngapain lagi malu? Tante saja telanjang di depan kamu.” Katanya sambil tersenyum dan membelai wajahku.


“Iya. Biasa sama mami kan? Hehehe. Dulu tante sudah bisa mandi sendiri… kamu masih dimandikan mami kamu. Tante aja waktu itu lihat kamu masih dimandikan sampai kelas 3 sd. Tante aja umur 7 tahun sudah bisa mandi sendiri. Kamu malu malu aja. Tante cuma tertawa saja saat itu melihat Kamu dimandikan sama mama kamu.

“Tante. Malu tauk. Aku saat itu dah bisa mandi sendiri tapi mami gak kasih.” Kataku. “Iya deh… hehe.. dah bisa mandi sendiri. Hehehe. Ingat gak dulu kita dimandikan bersama? Kamu sama mami kamu… aku sama nenek… hehee. Tante saat itu lihat burung kamu untuk pertama kalinya. Bentuknya lucu. Hehehe.

“Eh Tante mah ah… aku makin malu nih…” kataku. Tanteku sedang keramas dan menyabuni dirinya sendiri saat ini. “Habis itu Lim. Tante dan gak perawan. Kamu masih perjaka. Heheheeh.. kalah deh kamu sama tante yang lebih muda dari kamu. Hehehe” ledek tante ku sambil tertawa puas seolah baru membalas dendam nya saja.

Kami berdua akhirnya selesai mandi dan tanteku mengeringkan tubuhku setelah itu dia mengeringkan tubuhnya sendiri dengan handuk nya. Dia masih ingat untuk mencukur rambut kemaluan ku. Dengan pisau cukur nya, dia dengan tangkas dan gesit mencukur semua rambut kemaluanku sampai bersih. “Wah beneran seperti bayi.

Kami kembali berpakaian dan dia hanya memakai handuk kimono dan handuk di kepala nya karena ya rambut nya belum kering. Kami berdua sekarang berbaring di atas ranjang. Aku berbaring di samping nya dan dia mulai bicara tentang saat dia baru menikah. Dia juga bercerita tentang malam pertama nya saat dia diperawani oleh mantan suaminya.

Aku Kemudian memeluk tanteku. Dia merebahkan kepalanya di dadaku. Aku membelai rambutnya yang sudah kering itu. Dia diam sejenak dan kemudian dia menatap mataku. “Lim. Maaf ya tadi tante meledek kamu. Tante tadi cuma ingin bikin kamu lebih santai saja. Maaf ya..” katanya dengan mata berkaca kaca. “Tante Lina yang tersayang.

Kami berdua saling bertatapan mata dan kedua bibir kami semakin mendekat. Akhirnya kami berdua berciuman. Kedua tangan kami saling meraba dan kami berdua saling mendesah. “Tante… aku… sayang tante..” kataku sambil mengatur nafasku. “Lim.. tante juga sayang kamu… sayang sekali Lim.” Jawabnya sambil terisak karena terharu.

Sadar tak sadar, kedua pakaian kami langsung terjatuh di lantai. Ya kami berdua sudah telanjang bulat. Aku bisa melihat jelas kedua payudaranya yang (mungkin) berukuran 34B dengan puting berwarna coklat muda. Dia tersipu malu saat aku menatap payudara nya yang indah itu. Aku memberanikan diri untuk meraba payudara nya.

Dia hanya tersenyum manis membiarkan aku menjamah payudara nya. Wajahnya memerah dan aku menjilati puting susu nya itu. Dia mendesah, “ohhhh sayang. Nikmatnya.. ohhh… Lim… terus… ahhh.. jangan… ahhh berhenti…” katanya sambil mendesah. Aku yang baru pertama kali melihat payudara wanita secara langsung tentu saja sangat senang dan terpana.

Aku tidak munafik. Aku juga suka menonton film porno. Ya mau bagaimana. Namanya juga laki laki tapi kali ini rasanya sungguh… berbeda. Melihat langsung dan di film itu sungguh beda sensasinya apalagi saat ini aku dalam keadaan sadar sepenuhnya sedang memainkan dan meremas payudara tanteku yang usianya lebih muda dariku.

Usia dia memang lebih muda tapi dalam soal ini tentu saja dia lebih pengalaman. Aku kemudian memberanikan diri untuk menyusu di payudara tanteku. Dia tersenyum dan membelai wajah dan rambut ku dengan penuh kasih sayang. Aku sangat menikmati payudara nya yang montok, kencang dan lembut seperti salju.

“Lim. Enak… arghhh… ohhh… terus Lim. Terus… ahhh… geli… ihhhh geliii ahhhh” desah nya saat aku memainkan puting susu nya. Aku tetap saja mau menikmati payudara indahnya. Aku sendiri tak percaya apa yang sedang kami lakukan. Kalau benar ini mimpi… biarlah ini menjadi mimpi karena kenyataan terkadang suka terbalik.


Aku kemudian langsung menyerbu vagina nya yang hanya dihiasi sedikit rambut. Sungguh seksi sekali. Perut nya juga rata. Sungguh tubuh wanita idaman. Peduli setan dengan hubungan darah. Kalau soal ena ena, siapapun hajar. Mumpung cuma berdua. Aku menatap vagina tanteku. Dia pastinya sudah tak perawan lagi karena sudah menikah.

Aku kemudian mengendus dam langsung mencium vagina nya. “Lim. Nakal kamu… ahh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH. Nakal… enak… suek… enak… ohhh ahhh” desah Lina, tanteku. Aku langsung mencari klitoris nya… sesuatu Yang pastinya akan membuat wanita tergila gila yang aku pelajari di film film.

“Eh buset… ahhhhh nakal… ahhhh Lim… Ampun deh… ahhh ohhhh ahhh AHHH oooh” teriaknya. Tubuhnya sendiri sudah mulai bergoyang goyang tak karuan dan kedua tangannya malah sibuk dengan payudara nya sendiri.

Dia sangat me nikmati jilatan dariku, seorang pemula yang bermodalkan film porno. Aku Kemudian mengakhiri jilatan ku di vagina nya karena tubuhnya bergoyang ke sana sini. Aku Kemudian naik lagi menatap matanya yang sudah sayu dan wajahnya yang sangat memelas.

“Enak gak, tante Lina?” Tanyaku dengan lembut. Dia tak menjawab tapi langsung mencium bibir ku dengan penuh nafsu dan merangkul leherku. Aku juga membalas ciuman nya Yang penuh nafsu itu. Kami berdua saling berpelukan dan berciuman.

Nafas kami berdua saling beradu. Lina alias tanteku sudah berada di atas tubuhku. Dia menghentikan ciumannya dan memperhatikan seluruh tubuh ku yang atletis itu. Dia sangat mengagumi dan mulai meraba raba tubuhku.

Tak butuh lama, dia menatap penisku dan dia sangat kagum dengan ukurannya yang besar itu. “Lim. Mantan suami ku kalah jauh sama punya kamu. Kalau saja kamu jadi suamiku… mungkin… Aku akan sangat bahagia.” Katanya lirih. “Ini punya kamu, Lina… tanteku yang kecil dan cantik… Yang paling aku sayang sepenuh hati.

“Lim. Kamu masih perjaka kan? Belum pernah merasakan ini kan?” Tanya tanteku menggoda. “Iya tante. Knp ya?” Tanya ku… tanpa menjawab, dia langsung memasukan penisku ke dalam Mulut nya. Di dalam mulutnya Itu, lidah nya bermain terus. Kepalanya maju mundur dan lidahnya berputar putar di dalam mulutnya.

Tante ku tidak mempedulikan teriakan aku. Dia tetap lanjut dan sangat menikmati penis ku. Setelah sekilan lama memainkan penis ku di dalam mulut nya, dia kemudian menjilat batang kemaluan ku dari bawah ke atas dengan pelan. Aku menutup mataku menahan nikmat Yang sensasional itu. Rasanya mimpi jadi nyata

Dia tersenyum melihatku yang sedang tepar itu. “Mulai aja belum Lim… masak dah teriak begitu.?” kata tanteku menggoda. “Enak banget Tante… enak…” kataku. “Ini lebih enak Nanti Lim.” Katanya sambil berdiri dan memegang kemaluanku yang diarahkan ke vaginanya… jleb. “Ohhhhh Lim… tante sudah lama gak beginian.

Tubuh tanteku mulai bergoyang goyang ke arah yang tak jelas. Matanya selalu ditutup dan tangannya bertumpu pada pinggang ku untuk mencari keseimbangan.

“Ahhhh Lim. Enak Lim… tahan ya sayang… ahhhhh… ohhhh… arghhh… enak Lim.. besar… enak… ahhhh… enak… ohhh” desah tanteku yang sekarang memegang kedua tanganku dan mengarahkan nya ke kedua payudaranya.

Aku bukan idiot jadi aku tahu apa yang dia mau. Aku Kemudian meremas kedua payudara nya. Kini saatnya kedua tanganku membagi tugas. Yang kapan memainkan puting susunya dan yang kiri memainkan dan meremas remas payudara 2 nya lagi. 2 rangsangan berbeda dari 2 sisi membuat tanteku semakin berteriak kencang.

Sekarang kedua tanganya dis letakan di belakang kepalanya dan memamerkan ketiak nya yang putih dan mulus itu. Aku semakin bergairah dan terangsang berat.. aku tak percaya mantan suami nya menyia nyiakan wanita secantik ini. Kalau Aku jadi suami nya, setiap malam akan aku garap. Sungguh lelaki yang bodoh dan tak tahu diuntung.

Dia kemudian mendapatkan orgasme nya. Cairan bening itu menyembur dengan deras. “Ohhh Lim… enak… makasih Loh… aku sayang kamu Lim” teriaknya yang kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku. Aku langsung memeluk dan membelai rambut nya yang indah itu dengan lembut. “Lim. Enak.. tante.. sayang kamu Lim.

Kami berdua beristirahat sejenak. Tanteku masih tepar. Setelah 5 menit beristirahat, dia kembali bangun. “Eh Lim. Tante lupa kamu belum crot. Bentar ya… hehhe..” katanya bercanda. Dia melepaskan penisku dari vagina nya. Setelah itu dia duduk dan meluruskan kedua kakinya dan menyuruhku duduk di atas kedua pahanya alias dipangku…

Aku menurut saja dan duduk di pangkuan nya. Tangan kirinya menahan tubuhku dan tangan kanan nya memainkan dan mengocok penisku. Dia juga menyodorkan payudara nya ke wajah ku. Aku langsung saja menghisap dan mulai menyusu di dada nya yang indah itu. Selama aku menyusu, dia berkata dengan pelan, Lim.

Kocokan nya begitu enak dan tangannya sangat halus. Aku sendiri mulai mendesah dan mulai berteriak. Dia paham apa yang akan terjadi dan dia mempercepat kocokan nya. Sperma Aku keluar mengenai payudara nya yang 1 lagi. Dia Kemudian menghentikan kocokan nya dan membaringkan aku dengan pelan dinatas ranjang.

Setelah 2 menit beristirahat, dia kemudian berbaring di sampingku sambil menggenggam tanganku dengan erat. “Lim. Kamu tadi kan pertama x begituan tapi kamu hebat bisa bikin aku orgasme loh. Rasanya enak. Beneran deh. Kamu yakin perjaka? Biasa perjaka gak tahan lama loh. Tante suka banget tadi. Bener deh.

“Tante. Aku tak percaya apa yang baru saja terjadi. Rasanya… nikmat banget. Aku… perasaan aku… kacau balau. Rasa Cinta, enak, malu, senang dan takut bersatu. Rasanya tak bisa diungkapkan loh.” kataku yang masih sibuk menatap langit langit. “Lim. Kamu suka kan tapi? Hehehe. Tante sayang banget sama kamu.


“Beres Lin. Hehe. Kamu suka kan? Rasanya enak ya?” Ledek ku. “Pake tanya lagi lo. Hehhe. Enak lah.” Jawabnya. “Lim. Yuk Mandi bareng lagi sama aku. Nanti Aku mandiin kamu deh. Hehehe” katanya meledek. Tiba tiba hp ku berbunyi dan lagi… terjadi lagi.. mama ku menelpon ku, “Lim. Jangan kelayapan. Dah malam.

“Iya mak. Aman. Tante lagi Mandi tuh. Dah malam. Lagi mau tidur.” Kataku. Telpon akhirnya ditutup. Aku dan Lina saling tatap dan tertawa. “Belum tahu dia Lin” ledek ku ke Lina. Aku dengan senang hati ikut dia ke kamar mandi untuk mandi bersama. Aku juga dimandikan oleh nya sampai bersih. Kemaluanku selalu dimainkan oleh nya.

“Tante. Karena kita sudah tidur bareng. Mau begituan, tinggal senggol aja. Hehehe. Tante kalau mau mah tinggal kasih tahu saja. Langsung beres.” Kataku. “Lim. Nanti aku ajarin kamu banyak gaya dan posisi. Kamu pasti bisa. Burung kmu gede banget tu Lim. Mantap gila. Hehehe. Ingat ya Lim. Kuliah ya kuliah.

Malam itu kami tidur bersama dan mandi bersama sudah mulai menjadi kebiasaan kami setiap malam kecuali jadwal tidak mendukung. Hidupku mulai berubah. Kami berdua semakin semangat belajar untuk mencapai cita cita. Ambisi kami? Mengungsi ke Canada. Kami benci kembali dan bertemu anggota keluarga kami yang rata rata brengsek itu.

Hari ini aku berulang tahun dan tanteku mempersiapkan kejutan untukku. Di tengah malam, dia mencium bibirku untuk membangunkan aku hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku terbangun sambil tersenyum. Kami berdua berpelukan. “Birthday boy. Nanti malam ada hadiah dari aku untuk kamu, sayang” katanya menggoda dan mencolek hidung ku.

Kami berdua menjalankan aktivitas kami seperti biasa dan sesuai dengan janjinya… hadiah menanti diriku. Setelah mandi dan makan malam, dia menyuruhku menunggu di luar dan tak boleh masuk ke kamar nya. Aku ya… tentu saja sabar menanti. 15 menit kemudian, dia dari dalam kamar menyuruhku masuk ke kamar.

Dirinya hanya dibalut oleh tali pita kado yang ujungnya seperti pita diikat di dadanya. Tali Itu hanya menutup bagian vital nya. Payudaranya tertutup dan vaginanya juga. “Sayang. Mau kado nya kan? Buka dong ikatan nya…” katanya dengan lembut menggoda dan tangannya membelai wajahku yang sudah diam membeku.

“Oh… hem eh. Iya iya. Aku buka… aku buka ya…” kata ku malu malu gugup. “Belajar dari mana coba nih tante ku? Binal bener ya…” kataku dalam hati. Aku buka ikatan tali di payudara nya dan tali itu langsung jatuh ke lantai membuat bagian tubuhnya yang intim terlihat jelas. Vagina nya bahkan sudah dicukur.

Aku langsung melepas semua pakaianku dan mulai mencium bibir tanteku. Dia langsung membalas ciumanku dan merangkul leherku. Aku juga memeluknya. Kami berdua berciuman dengan penuh nafsu yang sedang membakar jiwa kami berdua. Dia bahkan menjilat telingaku dan mrmainkan lidahnya. Aku Kemudian turun sedikit untuk menjilat dan mencium lehernya yang putih dan wangi itu.

“Ah Lim. Selamat… ulang… tahun.. ohhh… nikmatilah… tubuh tante… ahhh… enak… terus Lim. Malam ini kamu… ohhh… boleh… menikmati… tubuh… ahhh.. tante… sepuas… aahhhh nya..” katanya sambil mendesah.

Aku semakin bergairah dan langsung menyusu di payudara nya yang indah itu. Tangan kananku meremas remas dam memainkan puting susunya dan aku juga menjilati ujung puting susunya dengan lidahku.

“Lim. Nikmat.. nikmati saja… ahhh… terus sayang.. hmmmmhm… enaknya… Lim.. terus menyusu… saja… arghhh lanjutkan..” katanya sambil menutup kedua matanya. Dia sangat bergairah dan terangsang berat malam ini. Aku Kemudian turun dan menjilati vagina nya dengan lidah ku. Klitoris nya Aku jilat dan mainkan dengan ujung lidah ku.

Kedua tangannya memegang kepalaku. Dia seolah tak mau aku berhenti karena dia sedang sangat menikmati permainan lidahku di bagian tubuhnya yang sangat intim itu. Aku Kemudian mencium vagina nya dan menjilati lipatan paha dia. “Ohhhhhh Lim… luar biasa… ahhhh aahhh ampun aahhh ampun aahhh ampun aahhh…

Dia juga menciumi bibir ku dengan penuh nafsu birahi. Desahan kami saling beradu. Setelah ciuman kami berakhir, dia mendorongku ke samping dan dia kini berada di atas tubuhku. Semua tubuhku, dari wajah, dada dan perutku diraba olehnya. Dia kemudian menatap penisku.

Tangannya yang lembut memainkan penisku dan dia memberikan pijatan dengan lembut dan sangat merangsang. Aku hanya bisa mendesah. Dia kemudian mendekatkan wajahnya dan penis ku dimasukan ke mulutnya. Kepalanya maju mundur naik turun mengoral kemaluanku. Di dalam mulutnya, lidahnya berputar putar menjilati penisku.

Setelah selesai, dia kemudian menggenggam penisku dan memasukkannya ke vagina nya. “Ahhhhhh.” teriak nya saat penis itu menghunus vagina nya. Dia bergoyang langsung seperti sedang menaiki kuda liar. Payudara nya bergoyang mengikuti gerakan tubuhnya. “Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh enak Lim…

Tubuhnya terus bergoyang dan semakin cepat tanpa arah yang jelas. Aku juga turut serta memainkan kedua Payudaranya yang indah itu. Kedua tangan dia mulai meraba raba lehernya sendiri dan memainkan payudaranya juga. Sepertinya orgasme dia sudah sangat dekat. Aku sendiri juga sudah sangat dekat dengan orgasme ku.

Betul saja. Tak lama kemudian, orgasme nya tiba. Cairan cinta nya keluar dengan deras. Aku sudah 2x mengalahkan tanteku yang janda kembang ini. Aku yang belum puas tentu saja tetap menggenjot tanteku meski dia berteriak minta ampun, teriakannya tidak aku peduli kan. Tak lama kemudian setelah menggenjot dia sekian lama, orgasme ku tiba.

Dia tersenyum puas. Tubuhnya berkeringat dan dia menjatuhkan dirinya di atss tubuhku. Kami saling bertatapan dan berciuman. “Terima kasih tante ku sayang. Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah aku miliki. Aku sayang sekali sama tante. Malam ini aku sangat bahagia.” Kataku sambil berbisik dan membelai rambut nya.

“Lim. Mandi yuk. Tante mandiin kamu lagi nanti. Hadiah untuk kamu. Hari ini kamu kan jadi raja. Ehehe. Yuk sini. Bangun.” Kata Tanteku sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun.

Setelah aku berdiri, tangannya menggenggam penis ku dan membawaku ke kamar mandi untuk dimandikan dan ujung ujungnya mandi bersama.

Tak terasa 2 tahun sudah berlalu. Tiap kali ibuku menyuruh pulang bertemu dan reuni, jawaban nya gampang. Sibuk lah.. ada ujian lah. Lagi jalan jalan ke luar kota lah dan lain nya. Pokoknya kami tidak mau berjumpa Mereka. Aku dan tanteku sering ditanyai macam macam seperti “sudah ada pacar belum? Kapan mau pacaran?

Setiap kali kami liburan, kami yang sudah mengumpulkan uang banyak dari tabungan kami berdua, selalu jalan jalan. Kami pernah pergi ke Alaska. Kota itu bukan provinsi dari Canada tapi negara bagian USA. Kami bisa melihat pemandangan indah di sana dan Aurora borealis. Pemandangan semacam ini hanya bisa dilihat di belahan bumi bagian utara dan selatan.

Saat melihat pemandangan indah itu, dia senantiasa merebahkan kepalanya di bahuku. Aku pun merangkul nya dengan mesra. Tanteku… kekasih ku. Kami sangat bahagia. Terkadang kami menginap di hotel bintang 5 dan mandi di bathub.

Aku sangat suka dimandikan oleh tanteku. Dikarenakan hubungan aku dengannya sudah sangat dekat sekali, aku jadi semakin terbuka. Aku bertanya kepada tanteku. “Tante. Errrr itu tante belajar tentang seks dari mana aja ya?” Tanyaku. “Heheh.

Kalau dulu saat mantan suami tante lagi kerja, tante iseng iseng nonton film porno dengan harapan apa yang tante pelajari bisa membuat mantan suami tante bahagia… supaya tante gak terus dipukuli sama mantan suami tante…


Suatu malam di apartement, beberapa Hari sebelum kuliah semester baru dimulai, dia mengajak aku mandi bersama. Saat dia membuka semua pakaiannya, dia tidak menggunakan bra dan celana dalam tapi hanya bikini. Ya Dia memandikan aku tapi dia tidak telanjang. “Lim. Jongkok dong. Kan tante mau cuci rambut kamu.

Setelah rambutku dicuci, dia membersihkan wajahku dan semua tubuhku termasuk kemaluan aku. “Lim. Tumben mengecil burung mu. Hehehe. Karena tante pake bikini, jadi gak nafsu ya? Hehehe. Tadi tante iseng ikut, jempol tante lebih panjang dari burung kamu saat lagi bobo. Hehehe. Imut.” Ledek Dia. “Hueh tante.

Dia memukul dadaku dengan pelan dan kami kembali berciuman. Setelah dimandikan, aku disuruh tiduran di ranjang dan dia kembali mandi.

Sekitar 10 menit menanti sambil bermain hp, dia keluar dari kamar mandi nya memakai bra dan celana dalam nya yang berwarna pink. Dia mendekati aku yang masih berbaring falam keadaan telanjang bulat.

Tanteku naik ke atas ranjang dan dia duduk di depan kemaluanku. Tangannya yang lembut mulai memainkan penisku dan mengurut nya. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan mendesah. Aku mulai merasa aneh. Ada yang tak lazim. “Tante.. tante kok gak telanjang? Tumben.. tante lagi marah ama aku?” Tanyaku penasaran dan agak takut.

“Gak Lim. Cuma kamu belum pantas aja melihat tubuh tante. Hehehe.” Jawabnya sambil tertawa. “Maksudnya?” Tanya ku penasaran. “Yah… anak kecil mana pantas melihat tubuh wanita dewasa? Kamu masih tante mandikan. Rambut kemaluan aja belum ada. Kalau bukan anak anak, itu namanya apa? Katanya aja masih suka dimandikan mami.

Karena tante ku mulai “gerah” oleh mulut ku yang mengganggu pekerjaan nya… dia membaringkan aku di pangkuannya. Pinggul ku diletakan di atas kedua pahanya dan tangan kanannya mengocok penis ku. Tangan kiri nya menutup mulutku dengan tangannya. Aku diam saja dan hanya mendesah desah. Dia tersenyum saja sambil mengocok penis ku.

“Anak anak. Jangan berisik. Biar orang dewasa aja yang bekerja ya. Hehehe.” Ledek tanteku. Aku entah kenapa sangat terangsang sehingga aku langsung mendapatkan orgasme ku. Sperma ku keluar banyak. Tanteku membersihkan sperma ku yang berceceran. “Duh. Kamu. Masih saja ngompol. Mau pake popok lagi? Hehehe.

Setelah dibersihkan, aku mengulurkan kedua tanganku dan merangkul leher tanteku. Dia mengangkat kedua kakiku seperti layaknya bayi yang sedang ditimang. Kami kemudian berciuman lagi. Setelah itu, dia membawaku ke kamar mandi lagi untuk dibersihkan. “Gimana Lim? Enak kan tadi? Beda dari yang biasanya.

Waktu terus berjalan dan kami tak pernah sekalipun kembali menemui keluarga kami kecuali ada yang meninggal dunia dan untungnya (atau sayangnya) belum ada, jadi kami tidak ada alasan untuk kembali dan mereka juga tidak pernah mengunjungi kami. Kalaupun mereka mau datang, kami tinggal bilang saja kalau kami sedang ada ujian.

Karena kami berdua sudah lumayan lama menetap di sana, kami mencoba mencari sampingan. Aku bekerja sebagai cleaning service dan tanteku bekerja sebagai resepsionis di sebuah hotel bintang 3. Lumayan juga pendapatan kami sampai kami tak perlu bergantung dengan uang kiriman. Kami berjaga jaga kalau saja ancaman terjadi seperti…

Kuliah kami berdua juga lancar jaya. Nilai kami juga bagus dan tak pernah bermasalah, tinggal perkara atur waktu saja dan dalam 3 bulan ini, kami sudah membuktikan kalau pekerjaan tidak mengganggu kuliah kami. Bahkan pendapatan kami bisa dipakai untuk biaya kuliah sendiri. Pencapaian yang luar biasa karena kami berdua saling bantu dan tidak boros.

2 hari lagi, tante ku berulang tahun. Aku Ingin memberikan kejutan untuknya. 1 yang pasti adalah karangan bunga. Kedua… mungkin membelikan dia kalung dengan uang yang aku simpan.

Ketiga ya.. ‘kado buat tante’ di ranjang pastinya. Amu pulang dari kuliah menyempatkan diri ke toko perhiasan dan mencari kalung untuk tanteku dan setelah itu, aku memesan bouquet bunga untuk diambil besok.

Kalung itu aku sembunyikan di dalam tas ku dan sampai di apartemen, aku mengambil kalung itu dan aku sembunyikan di bawah ranjangku. Siapa juga yang mau lihat lihat bawah ranjang. Sejauh ini aman saja dan besoknya sesuai rencana, aku membeli bouquet bunga yang aku sembunyikan di kamar ku dan aku tutupi dengan beberapa lembar pakaian.

Saat dia pulang kuliah, aku berlagak dodol saja sampai tengah malam karena besok sabtu, jadi kami tidur agak telat.. aku memberikan nya kejutan dan memberikan dia kado ulang tahun nya.

Sebuah kalung dan bouquet bunga. Dia yang awalnya mulai mengantuk… jadi semangat dan segar kembali. “Lim. Makasih banyak” teriak nya sambil memeluk aku dan mencium bibirku.

Kami berdua saling tatap dan kembali berciuman dengan mesra. “Tante. Mau kado nya gak?” tanyaku kepada nya dengan genit. “Mau dong sayang. Puaskan tante ya nanti. Bikin tante berteriak.” Jawab nya dengan tatapan menggoda. Tangannya langsung merangkul leherku dan Aku membaringkan nya di atas ranjang.

Tangan tangan kami saling meraba. Aku langsung membuka bajunya dan dia juga dengan cekatan melepas pakaianku. Dia kemudian membalikan tubuhku dan sekarang posisi dia berada di atas tubuhku.

Dengan cekatan aku melepaskan tali bra nya dan membuang bra nya ke lantai. Tanganku juga dengan leluasa melepaskan celana dan celana dalamnya secara bersamaan.

Tanteku sudah telanjang bulat dan dia kini menghentikan ciuman nya dan serta merta turun ke bawah tubuhku untuk melepaskan celana dan celana dalamku. Dia tersenyum saat menatap kemaluanku yang sudah berdiri. Ssmbil menatapku, dia mulai beraksi dengan mulutnya dan lidah nya. Penis ku sudah berada di dalam mulutnya.

Bibir nya yang lembut itu menyentuh penis ku dan lidah nya berputar putar di dalam mulutnya membuat penis ku serasa berada di mesin cuci. Rasanya luar biasa.

Aku yang seharus nya melayani tante ku habis habisan, bukannya dia yang memberikan service seperti ini. Kepala tante ku naik turun dan tanganku membelai dan menata rambutnya yang mulai berantakan.

Dia kemudian mengakhiri permainan mulutnya. “Suka Lim? Enak?” Tanya nya sambil mendesah. “Luar biasa Tante. Tante memang yang terbaik.

Aku cinta tante…” kataku yang masih mengatur nafasku. Kami berdua kembali berciuman dan Aku kini membalik tubuhnya. Aku sekarang berada di atas tubuhnya.

Kedua tangannya direntangkan ke atas memamerkan ketiak putih mulus nya. Aku melanjutkan ciuman ku dan dia langsung merangkul leherku serta membelai wajahku dengan lembut.

Aku mengakhiri ciumanku dan mulai turun mencium dan menjilat lehernya. “Oh Lim. Buat… tante… berteriak.. meraung… Lim” pinta nya sambil mendesah.

Aku Kemudian menyusu di payudara nya yang indah dan lembut. “Kamu suka Lim sama payudara tante? Kalau suka, puas puas in lah. Ahhh… enak Lim.. mainin nenen nya.. ohhh” desahnya.


Aku hanya diam dan tetap fokus dengan permainan lidahku dan tanganku juga ikut memainkan puting susu nya dan meremas payudara nya yang kenyal dan indah itu.

“Lim. Enak banget… ohhhhh Lim… terus Lim.. kasih.. ohh.. tante kado… arghhh.. yang indah..” katanya yang sambil membelai rambutku. “Payudara tante enak banget loh… Aku suka banget nenen sama tante. Kenyal lagi…” kataku memuji nya. Sambil tersenyum, aku berkata, “siap siap ya tante sayang.

Aku kemudian menjilati vagina nya dari bawah ke atas mengikuti belahan nya yang vertikal itu. Lidah ku juga berputar putar di semua permukaan vagina nya dan iseng iseng Aku menulis namanya dengan lidahku di bagian tubuhnya yang sangat intim itu. “Lim!!! Ampun!!! AMPUN LIM… ENAK… GELI… AHHHHHH GILA LIM…

Aku hanya tersenyum saja saat wajahku sudah basah oleh cairan cinta nya yang menyembur begitu deras. “Tante suka gak tadi? Hehehe. Enak kan? Nanti lanjut lagi ya tante ku sayang.” Kata ku sambil tersenyum cabul. “Enak banget Lim. Beneran deh enak banget.. bentar ya Lim. Tante istirahat dulu ya…” katanya lirih.

Aku mencium kening nya dengan lembut dan mesra. Tak lama kemudian aku bertanya ke tante ku. “Gimana tante cantik? Siap untuk digoyang dan berteriak lagi?” Tanya ku sambil menggodanya dan mencolek dagu nya. Dia hanya tersenyum dan merangkul leherku sambil tersenyum dan kemudian mengecup bibirku. “Yuk bikin tante berteriak lagi, jagoan tante.

Kami lanjut berciuman lagi dan karena dia sudah orgasme, aku tak membutuhkan waktu lama untuk “memanaskan mesin” nya lagi. Aku kini berbaring di samping nya dan menurunkan tubuhku sedikit sehingga wajahku dapat menatap dan menyusu di payudaranya dan jari jari ku bermain di vagina dan klitoris nya. Dengan menyusu di payudara nya dan memainkan klitoris nya dengan jari jari ku, dia sudah terangsang berat lagi.

Aku juga sudah merasa vagina nya sudah basah, langsung membalikan tubuh ya dan tanteku kini sudah berbaring tengkurap. Aku menampar pelan pantat nya dan mengangkat nya sampai menungging. “Sudah siap belum? Hehehe. Aku akan main keras nih tante” kataku sambil tertawa kecil. “Lakukan lah Lim. Tante tak tahan lagi.

Aku Kemudian memegang pantat nya dengan kedua tanganku. Tangan tanteku mengarahkan penisku ke vagina nya dan langsung dimasukan. Jleb! “Oh Lim. Cepat Buat tante mu berteriak kencang.. main keras Lim.. fuck me hard baby!! I am your slut now. Fuck me… yeah baby” katanya seperti artis porno. “Brace yourself, cunt!

“Oh yeah baby. Fuck me hard… yeah… oh my god… ahhhh… ohhh…” teriak nya. Aku semakin semangat memompa vagina nya dengan kecepatan tinggi. Dia tetap berteriak teriak dan sangat menikmati permainan penis ku. Aku tak mau kalah dan sambil mendesah, aku juga berteriak, “yeah baby! Bitch! Say my name…

Aku menjambak rambut nya.. “yes baby.. punish your bitch, baby… spank me… spank me..” teriak nya. Aku Kemudian memukul pantat tante ku yang montok itu. Plak! “Oh yeah. Like that baby…” katanya. Aku memukul pantat nya berkali kali. Plak. Plak plok plok plok plok plok plok “yeah baby. Like that.

I fucking love it baby!” Teriak nya. “Ohhh my God.. I am arriving!!!” Dia berteriak dan orgasme nya tiba. “Ahhhh ohhhh ahhh AHHH” dia berteriak tanpa henti karena aku sedang dan masih terus memompa vagina nya Meski dia sudah orgasme dan merasa sangat geli. Aku merasa agak kasihan dan melepas tanganku yang menjambak rambutnya.


Dia mencoba merangkak untuk melarikan diri tapi aku langsung menahan pinggang nya dan menarik kedua tangan nya supaya dia tidak lari. “Kena hukum lagi kamu ya. Hah… suka dihukum ama aku ya??” Teriak ku yang sudah mendekati orgasme ku dan beberapa detik kemudian aku menyemburkan sperma ku di dalam rahim nya.

“Yeah… baby.. nice… Lina. Nice.. fuckin nice… sweet… what a delightful feeling” kataku setengah berteriak karena lega. “Oh Salim. Tante… suka banget tadi. Keren. Enak… luar biasa… ini seks terbaik yang tante pernah dapat. Enak Salim ku sayang.” Katanya lirih. Aku kemudian menarik keluar penisku dan melepas kedua tangannya.

Aku kemudian mendekatinya dan memeluk dia dengan hangat dan erat. “Tante. Maafin Salim ya. Tadi aku kurang ajar mengumpat tante. Aku tadi gak bermaksud seperti itu. Maaf ya Tante.. Aku sayang tante.” Kataku Sambil mencium pipi nya dan kening nya. “Lim. Gak usah minta maaf lah. Tante tadi juga suka kok.

Kami berpelukan dalam waktu cukup lama dan setelah itu kami mandi berdua. Kami berciuman dengan mesra di bawah pancuran air hangat dan kami kemudian tidur bersama. “Tante.. Aku sayang tante.. paling lama 3 tahun lagi, kita bisa diwisuda dan bisa dapat pekerjaan di sini… setelah itu kita jadi warga negara sini saja.

“Iya Lim. Kita berdua datang ke sini untuk sukses. Jangan gagal.” Kata tanteku dengan semangat. Dia membelai wajahku dengan lembut. Aku juga membelai wajah cantik nya dan kami kembali berciuman lagi. “Tante. Kalau masih mau, bilang saja ya…” kataku sambil tersenyum. “Capek banget Lim. Hehehe. Makasih banyak loh Lim.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kami berdua kini sudah diwisuda dan siap untuk berkecimpung di dunia nyata alias dunia kerja. Usia kami berdua sudah semakin dewasa dan kami berdua sudah mulai fokus dengan masa depan. Dengan waktu yang ada, aku dan tanteku memutuskan untuk mengunjungi keluarga kami.

Sampai di sana, kami berdua menyediakan waktu untuk berjumpa keluarga kami dan seperti biasa, tidak berakhir dengan baik. Kami berdua hanya bisa mengelus dada saat berjumpa dengan mereka yang tak lain adalah anggota keluarga kami. Mulut mereka juga sama. Suka mencibir dan meledek. Aku sangat iba terhadap tanteku.

Oleh karena kelakuan mereka semua, kami berdua menginap di hotel dan 2 hari kemudian, kami kembali ke Canada tanpa memberitahu mereka. Saat sebelum berjumpa dengan mereka, kami berharap kalau mereka akan berubah tapi memang tidak bisa. Mereka tidak mau dan tidak bisa berubah. Aku sangat sedih dan tante ku juga begitu.

“Lim. Tante menyesal sudah ke sana berjumpa dengan mereka. Hiks. Ke sana hanya bikin sakit hati saja. Hiks. Tahu gitu mah gak usah ke sana dah. Bodo amat. Sekarang siapapun dan apapun yang terjadi di sana, gak usah diurus dah. Cuek aja. Mereka mau kenapa napa kek, cuek.. utk apa ke sana tapi cuma bikin sakit hati saja?

“Sabar saja Tante. Mereka memang begitu. Ngomong gak make otak. Setuju sama tante. Apapun yang terjadi, gak akan ke sana dan gak mau balik lagi. Tapi kalau ada yang meninggal gimana? Balik aja apa ya? Hitung hitung penghormatan terakhir. Ya terserah Tante sih..” kataku dengan santai sambil merangkul dia yang merebahkan kepalanya di bahuku.

“Entah lah Lim. Lihat saja nanti. Sekarang kita fokus dengan masa depan kita saja dulu Lim. Kamu sudah 5 tahun menemani tante. Kamu sebetulnya adalah obat paling ajaib karena kamu membuat tante masih mau hidup di dunia ini. Ah sebentar lagi kita tiba di airport. Ngomong ngomong menurut kamu, kita jalan jalan dulu yuk?

“Bukan ide jelek tuh tante. Aku sih mau saja. Kita sebentar lagi akan jadi warga negara Canada. Setelah kita sudah pegang paspor itu, kita bisa lebih mudah. Paspor Canada kan kuat. Gak usah pakai visa ke eropa. Ini sih rencana ku, tante. Gimana? Tertarik gak? Heheh.” Kataku kepadanya. Tanteku menatapku dan hanya tersenyum dan berkata iya.

Kami berdua akhirnya sampai di tempat tujuan dan kembali ke apartemen kami yang sudaj menjadi saksi cinta terlarang kami berdua. Baru saja kami beres beres, tiba tiba mama ku menelpon ku… “Salim!! Kalian berdua kurang ajar! Main pergi begitu saja. Maksudnya apa? Hah!? Gak Tahu diri! Mana tante Kamu?

Tanteku dengan emosi mengambil alih pembicaraan. “Kak. Kamu sendiri juga gimana? Aku dan Salim kalau ke sana selalu saja dihina, dikekang pokoknya gak ada bahagia nya sama sekali. Salim itu satu satu nya alasan kenapa aku masih mau hidup di dunia ini. Paham?! Sekarang kita berdua sudah gak ada hutang.

Ibu ku tak bisa menjawab. Dia hanya diam dan terdengar suara tangisan. Ibuku: “jadi kamu mau aku gimana biar kamu bisa puas? Kompensasi apa yang kamu mau? Kuliah di Canada belim cukup? Kalau belum, coba bilang apa? Aku benar benar minta maaf… masih bisa gak kalian membuka hati kalian untuk memaafkan aku?

“Mungkin suatu hari kami akan memaafkan kalian. Suatu hari di masa depan. Kami sudah mapan di sini. Kami juga akan ganti warga negara.

Kami berdua sudah muak berjumpa dengan kalian. Terakhir itu kami masih berharap kalian sudah berubah tapi tidak juga berubah. Itu sebab kami berdua hanya 2 hari di sana dan kami pergi tanpa sepengetahuan kalian.

Aku langsung memeluknya dengan erat. “Sabar Tante. Sabar. Dunia memang kejam. Sebentar lagi kita jadi warga negara sini. Saat itu kita sudah merdeka. Masa depan cerah menanti kita berdua, tante. Sabar ya. Tante sekarang mandi ya… nanti sakit. Ok sayang?” Kataku dengan lembut. Dia hanya mengangguk saja.

Setelah segala macam omong kosong formalitas yang harus kami lalu, kami akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Canada. Dengan paspor itu, kami memulai perjalanan kami menuju eropa. Tante ku sangat bahagia sekali. Kami menghabiskan 2 bulan lebih berjalan ke segala penjuru eropa seperti layaknya pengantin baru.

Kami akhirnya kembali dari “bulan madu” dan mulai bekerja 2 minggu kemudian. 2 hari setelah kami kembali, ada sesuatu tak terduga. Ayah ibuku dan beserta semua keluarga kami berikut nenek datang ke tempat kami. Mereka semua datang dan meminta maaf atas kesalahan mereka yang telah mereka lakukan terutama dalam ucapan.

Mereka menginap di hotel dan Kami juga mengajak mereka jalan jalan keliling. Semua biaya ditanggung oleh mereka semua. Mereka Semua pulang 1 minggu kemudian dan itu mungkin terakhir kali nya kami berjumpa dengan mereka.

Aku dan Tante ku merasa lebih baik setelah mereka semua minta maaf. Kami hanya ada beberapa hari untuk memulai karir kami.

6 bulan berlalu, tanteku kini sudah menjadi seorang pengacara dan aku sudah bekerja dengan sebuah perusahaan konstruksi terbesar di sana.

Semua baik baik saja sampai suatu hari aku mendapat kabar kalau aku harus dipindahkan ke daerah terpencil karena di sana sedang dilakukan pembangunan dan mereka membutuhkan tenagaku di sana.

Sebelum berpisah, aku dan tanteku membicarakan sesuatu yang penting tentang hubungan kami.

S: begini tante. Kita berdua kan sama sama tahu kalau hubungan kita itu sebetulnya terlarang tapi kita lakukan karena keadaan dan suasana. Sama sama mau dan sama sama suka.


L: tante paham Lim. Tante Tahu kamu bukan mau mencampakkan tante tapi memang seharusnya tidak begini hubungan kita. Tante tetap mau berhubungan dengan kamu kalau kamu masih mau. Suatu hari nanti di masa depan bila kita bertemu pasangan kita di masa depan ya jalani saja.

S: aku senang tante paham karena tidak mungkin kita berdua menikah. Secara biologis, itu mustahil dan bahaya bagi anak anak kita nanti.

Kedua juga, kita harus buktikan ke keluarga kita di sana kalau kita bisa saling jaga dan tidak melakukan hal hal yang tidak pantas. Memang kita berdua sudah tidak peduli mereka tapi setidaknya kota bungkam mereka dengan cara yang elegan.

L: tante setuju dengan pendapatmu. Siapa Tahu di sana nanti kamu akan berjumpa dengan seseorang yang akan menjadi istrimu dan Tante akan berjumpa dengan calon suami tante di sini. Hidup ini penuh misteri. Semua kadang tidak terduga.

S: betul tante. Terlepas dari itu semua, 5 tahun bersama tante merupakan bagian paling indah dalam hidupku. Aku sayang mencintai tante. Kalaupun Kita ngotot menikah, belum lah tentu hidup kita bahagia.

L: tante sangat suka dengan pemikiran mu yang dangat dewasa. Tante yakin, siapapun wanita yang menjadi istrimu akan sangat beruntung. Lim, kamu orang yang sangat baik. Karena Kamu lah, tante jadi semangat untuk hidup. Entah apa jadinya kalau tante tidak pernah ke sini. Mungkin tante sudah bunuh diri.

S: tante juga. Tante sangat baik dan jujur. Kelak suami tante akan menjadi lelaki paling beruntung di dunia. Betapa bodohnya mantan suami tante itu. Kalau Tante bukan anggota keluarga ku, aku sudah mau melamar tante menjadi istriku. Sayangnya terkadang kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita mau di dunia ini.

L: Lim. Kalau begitu, kita akan ‘berpisah’ tapi tante mau memberikan kado perpisahan yang sangat mengesankan. Tidak di tempat ini… di hotel. Perlakukan tante mu seperti seorang pengantin baru. Mau?

Aku tentu saja menyanggupi permintaan tanteku. Dengan waktu tersisa, kami menuju hotel bintang 5 dan memesan kamar honeymoon suite.

Di sana lah kami akan menghabiskan waktu kami yang tersisa. Di malam hari, di hotel mewah itu, tanteku mandi dahulu. Setelah dia selesai, dia menyuruhku mandi karena dia mau menyiapkan kejutan untuk aku.

Setelah aku selesai mandi, kamar menjadi agak gelap. Tanteku sudah mengatur semua nya. Dia menembarkan beberaoa kembar kelopak bunga mawar di atas ranjang.

Tanteku juga menggunakan gaun malam warna putih dan transparan tanpa celana dalam dan bra. Aku sungguh terpesona melihat suasana kamar ini. Dia sendiri sedang terlentang di atas ranjang dan menyuruhku berbaring bersamanya.

Aku kemudian melepaskan handuk aku dan mendekatinya dalam keadaan telanjang bulat. “Tante. Cantik sekali tante malam ini.” Puji ku. “Lim, perlakukan aku seperti istrimu. Nikmati lah aku karena aku adalah milikmu.” Kata tante ku dengan sangat lembut dan mesra.

Kami berdua langsung berciuman dengan penuh nafsu dan kasih sayang. Tangan nya sudah melingkar di leherku dan aku sudah memeluk punggung nya. Cerita ini dipublish oleh situs

Sadar tak sadar karena terbawa suasana, kami berdua meneteskan air mata karena kami yakin ini adalah percintaan kami yang terakhir kalinya. Setelah kami berdua puas berciuman dengan penuh nafsu dan kasih, aku mencium lehernya yang berwarna putih dan jenjang itu.

Aku kemudian menatap matanya dan langsung melirik bahunya. Tanganku langsung melepaskan gaun malam nya yang lembut itu. Payudaranya sudah terlihat jelas. Aku tersenyum dan menatap payudaranya dengan seksama. Sungguh indah sekali payudara nya. Simetris dan montok juga kenyal serta berisi alias kencang.

Tanganku meremas remas payudara nya dahulu dan kemudian aku mainkan puting susunya dan lidah ku menjilati puting 1 nya lagi. “Aduh Lim… kamu suka… ahhh… banget ahhh… ama nenen… tante ya? Hehehe… ahhh… Kita nikah aja Lim… ahhh… Lim… ah… tante… mau jadi… ahhh… istrimu…

Setelah puas dengan payudara nya, aku kemudian turun ke perutnya dan mengelusnya. “Beruntunglah laki-laki yang menaruh benih nya Di rahim tante.” Pujiku Sambil tersenyum. Aku kemudian turun ke bawah menjilati klitoris nya dan semua belahan vagina nya. “Lim. Arghhh.. enaknya… ahhh… Tante suka banget..

Aku Kemudian menghentikan permainan lidahku dan kembali berciuman dengannya. Dia kini membalikkan tubuhku sehingga dia berada di atasku dan langsung memberikan ku oral seks. Permainan Lidahnya sungguh luar biasa… kepalanya naik turun dan lidah nya berputar putar di dalam mulutnya membersihkan kemaluan ku.

Permainan mulutnya sudah berakhir dan kami kembali berciuman. Di saat yang sama, tangannya menggenggam penis ku dan memainkan nya di vagina nya. Rasanya sangat geli. Dia menutup matanya dan mendesah. Tak lama kemudian, jleb. Masuklah penis ku ke dalam vagina nya.

Tanteku sangat suka gaya woman on top. Tubuhnya bergoyang goyang ke sana sini mencari titik nikmat nya. Rambutnya yang diikat sanggul itu dilepasnya sehingga tergerai dengan sangat indah. Tanganku mulai bermain di kedua payudaranya. “Lim. Nikmati tantemu Lim. Goyang terus. Tante suka digoyang sama kamu.

Goyangan tubuhnya semakin cepat dan tak beraturan. “Ahhh Lim… sumpah.. enak banget… ahhhhh” teriaknya dan orgasme nya telah tiba.

Dia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku tapi aku tak tingal diam. Aku tetap menggoyangkan pinggul ku karena orgasme ku sendiri sudah di ujung tanduk. Setelah beberapa saat, aku berejakulasi di dalam vagina nya.

Kami berdua beristirahat sejenak dan tak lama kemudian kami berdua mandi bersama dan berendam di bathtub. Dia berada di pangkuanku saat di dalam bathub itu. Aku memeluknya dari belakang dengan mesra dan senantiasa mencium lehernya. “Salim. Tante selalu sayang kamu. Kalau Kamu rindu, tolong kasih tahu tante saja.

“Sama. Tante juga kalau mau lagi sama aku, selama belum ada pasangan hidup mah.. ayuk aja… 2 tahun cukup lama. Aku bakal kangen sama tante” kataku sambil mencium pipinya.

Cerita Sex Akhir Pekan

Kami berdua kemudian keluar dari bathtub dan membilas tubuh kami sampai bersih kemudian tidur. Malam itu adalah malam terakhir di mana Kami berdua tidur bersama karena besok paginya aku akan berangkat menuju provinsi lain untuk bekerja.

2 tahun kemudian, aku dan tanteku berjumpa lagi tapi tidak sendiri. Kami ternyata sudah memiliki pasangan masing masing. Tanteku memiliki pacar dari France yang pastinya adalah bule. Sedangkan aku sedang menjalin hubungan dengan mantan polisi militer bernama Anna. Kami berdua juga sudah tidak tinggal bersama lagi.

Tante Lina… di mana pun dirimu berada, aku harap tante tidak lagi dilukai dan semoga tante senantiasa berbahagia dengan calon suami tante. Terima kasih atas 5 tahun yang indah itu, tante. Jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, hanya ada tante seorang… aku, Salim, selalu mencintai dirimu, tante Lina…

TAMAT

CERITA TERBARU